Muslimin Syahrijal |
ASS...WR...WB. SALAM SEJAHTERA...!!!
Indonesia sebagai Negara agraris dengan jumlah
petani yang banyak. Pertanian merupakan matapencaharian utama masyarakat
Indonesia. Semua ini merupakan suatu modal yang berpotensi pada masa Globalisasi
ini untuk memajukan negara.
Bila dari segi industri Indonesia kalah, kenapa
tidak dengan mengusahakan pertanian? Jumlah manusia semakin bertambah dan
bertambah, dan itu akan berdampak pada kebutuhan pangan yang meningkat,
bukankah ini kesempatan besar bagi Indonesia yang terkenal dari zaman nenek
moyang kita, “Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sumber pertanianya
yg maju,” apapun bisa ditanam di Indonesia (tentu saja pada batas-batas tertentu).
Dengan mengusahakan pertanian maka akan banyak
menguntungkan berbagai pihak, selain akan menyerap banyak tenaga kerja, juga
akan menambah devisa bagi negara.
Selama ini pemerintah Indonesia cenderung mengabaikan potensi besar ini, mereka lebih tertarik pada usaha-usaha yang mudah dan cepat untuk menghasilkan uang seperti mengusahakan industri, menjual saham pada pengusaha asing dan meminjam uang pada Negara-negara lain.
Selama ini pemerintah Indonesia cenderung mengabaikan potensi besar ini, mereka lebih tertarik pada usaha-usaha yang mudah dan cepat untuk menghasilkan uang seperti mengusahakan industri, menjual saham pada pengusaha asing dan meminjam uang pada Negara-negara lain.
Padahal sejarah mencatat Indonesia pernah memegang
gelar “Macan Asia,” sebuah negara lumbung padi, penguasa pangan dunia. Sungguh
prestasi yang membanggakan untuk Negara Agraris, tetapi sekarang apa? Pertanian
menjelma menjadi pekerjaan yang hina, kurang diminati. sebagai contoh saja,
berapa banyak generasi yang berilmu yang memikirkan pertanian, silahkan jawab
sendiri-sendiri!
Dan salah satu contoh kecil pengabaian pemerintah di Kabupaten Bima Kecamatan Monta Dalam yang terdapat beberapa desa, disana daerah yang cukup luas dan membantu mengahsilkan kebutuhan pangan daerah, tapi apa? Pemerintah hanya memandang sebelah mata potensi-potensi yang ada dan duduk berpangku tangan.
Kekeringan melanda di saat musim kemarau, tidak
seperti desa-desa yang mendapat kesejahteraan berkat Dam Pela seperti Desa
Simpasai, Tangga, Monta, dll. Lantas dimana negara Indonesia menempatkan Sila
Ketiga dari PANCA SILA. Sementara peradaban tidak dapat dinaungi secara penuh.
Maka dari itu, kita sebagai genarasi penerus mari
kita bergabung membangun perubahan pada daerah Kab. Bima yang kita cintai.
"HIDUP PETANI"
"HIDUP PETANI"
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda. Kami akan menjawabnya dalam waktu dektat. Salam Tani