Jalan Sebagai Akses Kehidupan Petani Kita

Ervyn Dae Revo
Oleh: Ervyn Dae Revo


Tanpa jalan yang kondusif,biaya distribusi pengusaha pengangkut hasil pertanian dari sawah-sawah dan kebun-kebun naik, menurunkan harga beli produksi petani kita.

Tanpa jalan yang baik, banyak ibu-ibu petani kita yang sedang hamil sulit mengakses layanan kesehatan lanjutan.
Tanpa jalan yang asyik, angkutan yang layak tak mau beroperasi, anak-anak petani kita butuh biaya lebih untuk mengakses pendidikan yang lebih bermutu di kota kecamatan.
Tanpa jalan yg baik.......
(ada 1001 cerita ttg jalan. Bgm kondisi jalan di provinsi Anda?)

Soal Keseimbangan jalan antar dua pulau (Lombok-Sumbawa)

Salah satu faktor terkait akses dan ketersediaan jalan adalah ketimpangan yang cukup mencolok antara ketersediaan jalan di Pulau Lombok dengan Sumbawa. Jika di Pulau Lombok, setiap 1 kilometer persegi luas wilayahnya terdapat 0,66 kilometer ruas jalan, di Pulau Sumbawa untuk setiap 1 kilometer per segi hanya terdapat 0,28 kilometer ruas jalan.

Meski demikian, mengingat jumlah penduduknya yang lebih sedikit, di Pulau Sumbawa setiap 1000 jiwa terlayani oleh jalan sepanjang 3,66 kilometer, masih lebih baik dibanding di Pulau Lombok dimana setiap 1000 jiwa dilayani oleh 1,1 kilometer jalan. Ini berarti dari segi aksesibilitas, pelayanan di Lombok lebih baik, namun di Pulau Sumbawa aspek mobilitasnya lebih baik.

Pada tahun 2010, panjang jalan di Pulau Sumbawa meliputi hampir 65 persen dari total jalan provinsi di NTB, sehingga jika di Lombok panjang jalan hanya 672,77 km maka di Pulau Sumbawa dengan panjang jalan 1.099,50 km mencapai lebih dari 1,5 kalinya.

Sementara dari sisi bahan perkerasan permukaan jalan, jika di Pulau Lombok jalan telah diaspal hingga diatas 95 persen dari total seluruh jalan yang ada di pulau yang relative subur ini, maka di Pulau Sumbawa jalan yang telah diaspal hanya mencapai sekitar 65 persen dari total keseluruhan. Karena panjang keseluruhan jalan di Pulau Sumbawa yang beriklim relative panas hampir dua kali lipat daripada di Lombok dan sepertiga bagian jalannya belum diaspal, maka kesenjangan antara kedua pulau ini menjadi sangat terasa, bahkan bila sekedar menyaksikannya dengan mata telanjang. Belum lagi jika mempertimbangkan kondisi riel jalan kabupaten yang ada.

Dari total jalan telah diaspal di Pulau Sumbawa sepanjang 706,64 km, jalan yang relative bagus (kondisi sedang-baik) hanya sedikit diatas 50 persen, berbeda jauh dengan di Lombok yang kondisi jalan untuk kategori serupa telah menyentuh angka 75 persen. Demikian pula untuk jalan dengan permukaan kerikil-tanah yang di Pulau Sumbawa yang panjangnya sekitar sembilan kali lipat daripada di Lombok, umumnya dalam kondisi rusak ringan hingga rusak berat. Sementara untuk jalan belum tembus sepanjang 134,20 km selama dua tahun terakhir sama sekali belum ada penanganan.

Kondisi-kondisi di atas menunjukkan belum adanya keseimbangan yang memadai terkait pelayanan infrastruktur jalan antar-kedua pulau besar di NTB. Sehingga salah satu orientasi yang mesti di bangun oleh pemerintah dalam kebijakannya ke depan adalah mengurangi kesenjangan yang terjadi antar-kedua pulau.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda. Kami akan menjawabnya dalam waktu dektat. Salam Tani

Copyright © Permata Bima - Blogger Theme by BloggerThemes